Penggunaan gas memang belum terlalu dirasakan manfaatnya oleh sebagian masyarakat, akan tetapi pembangunan jaringan terus dilakukan pemerintah maupun swasta berguna untuk investasi jangka panjang.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Engineeing Procurement Company (EPC) pada jaringan gas menyebut, pembangunan jaringan gas saat ini memang belum dirasakan dampaknya oleh masyarakat, akan tetapi lihat untuk beberapa tahun ke depan.
Business Development Manager PT Pratiwi Putri Sulung, Yossy Yacob mengungkapkan, pihaknya telah berkecimpung sejak 1987. Pihaknya telah mengerjakan sejumlah jaringan pipa gas dan stasiun penyaluran gas yang berlokasi di seluruh Indonesia.
“Terakhir bangun jaringan gas di Luwuk, Tomori, Sulawesi Tengah. Di sana dibangun station gas termasuk alat meternya yang dipakai sebagai alat ukur, untuk disuplai ke pabrik amonia,” ungkap Yacob kepada listrikindonesia.com di Senayan, Jakarta (13/07).
Selain itu juga, pihaknya juga membangun city gas yang merupakan jaringan dari sumur gas yang disalurkan untuk keperluan rumah tangga. “Skemanya, dari pipa transmisi disambung MRS pipa, baru kita bangun pipa distribusinya, distribusi ke rumah tangga sampai meteran gas nya, dan sampai ke kompor,” tambahnya.
“Terakhir kita bangun di jaringan gas rumah tangga Lhokseumawe, Aceh, untuk 4.000 Kepala Keluarga (KK),” sambungnya.
Ia mengungkapkan, salah satu kesulitan dalam membangun jaringan gas rumah tangga yakni, terkait dengan masalah perizinan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan masyarakat lokal. Akan tetapi, semua itu berjalan terselesaikan dengan pendekatan dan sosialisasi dengan Pemda dan masyarakat sekitar mengenali pembangunan jaringan gas rumah tangga manfaatnya untuk ke depan, ketimbang menggunakan gas elpiji.
Di samping harganya yang kian tinggi, gas elpiji juga terkadang sulit untuk didapatkan. Hal ini beda dengan jaringan gas yang dibangun langsung didistribusikan ke rumah tangga.
“Dengan menggunakan sistem meteran seperti meteran listrik, penggunaan meteran gas juga dapat meminalisir harga gas, dan rata-rata pemakaian gas untuk rumah tangga tidak sampai Rp100 ribu sebulan,” imbuhnya.
Salin itu, lanjut Yacob, lebih aman menggunakan jaringan gas rumah tangga dibanding elpiji. “Sering kita dengar dalam berita, tabung gas elpiji meledak. Jaringan gas dibangun untuk meminalisasikan kejadian seperti itu,” tandasnya. (GF)
Source : http://listrikindonesia.com/dukung_program_pemerintah_bangun_jaringan_gas_2668.htm